Manusia secara umum adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok dan berdampingan, dalam hal ini konflik merupakan hal yang lumrah didapati dalam kehidupan bermasyarakat. Kita sebagai manusia pasti pernah mengalami konflik dengan orang lain, bentuknya pun berbagai macam.
Merasakan sakit hati, kekecewaan, atau bahkan dikhianati oleh mereka yang disayangi, hal ini umum dialami oleh siapapun. Ketika menghadapi konflik, pada dasarnya manusia memiliki mekanisme pertahanan diri, fight atau flight, membalas apa yang terjadi adalah fight dan menghindar dari konflik disebut dengan flight, flight adalah kondisi ketika Anda memilih menghindar dari konflik namun disatu sisi ada menyimpan dendam dari konflik tersebut.
Tetapi apa yang terjadi ketika kita memilih untuk tidak membalas atau menghindar dari konflik, dan memutuskan untuk memaafkan? Banyak sekali manfaat memaafkan apabila kita mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Hubungan yang toxic
Ada suatu kutipan yang saya sukai ketika berhubungan dengan hal ini “apabila mata dibalas dengan mata, maka dunia akan buta”. Saya percaya bahwa kita semua menginginkan kedamaian jiwa dan pikiran. Kedamaian adalah suatu kemustahilan jika ada peperangan, kedamaian adalah kemustahilan jika dunia dipenuhi dengan kebencian. Kedamaian akan tercapai jika manusia dapat hidup berdampingan dan saling memaafkan.
Salah satu manfaat memaafkan yaitu, dapat meningkatkan kesehatan mental. Belajar seputar hal tersebut membantu kita membebaskan diri dari perasaan sakit hati, kemarahan, penyesalan, kebencian, dan berbagai emosi negatif yang dirasakan.
Banyak orang menganggap memaafkan itu mudah, ini bisa menjadi sesuatu yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk diterapkan. Ketika mampu melakukanya kita memberi ruang pada diri sendiri untuk menyelesaikan sakit yang dirasakan dan dapat memulai hidup dengan lebih damai, hal tersebut merupakan manfaat memaafkan yang akan kita peroleh apabila kita mampu untuk menerapkannya.
Baca juga : Berani Bersaing Dengan Membangun Kepercayaan Diri
Memaafkan sudah menjadi bagian dari budaya dan masyarakat kita, kita memiliki satu bulan penuh yang dikenal dengan istilah bulan syawal oleh umat muslim. Banyak dari kita yang menemui atau mengunjungi sanak saudara dan saling bermaafan di bulan tersebut. Apakah hal tersebut disebut dengan memaafkan?
Benar, tetapi kurang tepat memafkan sendiri mencakup sesuatu yang lebih luas. Hal ini, tidak selalu berhubungan dengan orang lain atau sesuatu diluar diri. Memaafkan berlaku untuk diri sendiri, orang lain dan bagaimana kita memaknai peristiwa yang kurang menyenangkan dan menyakitkan yang terjadi.
Selain membahas seputar manfaat memaafkan kita terlebih dahulu akan menjelaskan definisi dari memaafkan.
Baca juga : Menfaat memahami metafisik dan hubungannya dengan bisnis
Definisi memaafkan
Hal ini dapat didefinisikan berdasarkan karakteristik respon, kepribadian dan unit sosial :
- Karakteristik respon, memaafkaan adalah perubahan pikiran, emosi atau perilaku terhadap pelaku (diri sendiri atau orang lain). Ketika memaafkan seseorang, maka apa yang dipikirkan dan dirasakan serta hal-hal yang ingin dilakukan terkait orang tersebut, menjadi lebih positif dan pro-sosial seiring berjalannya waktu.
- Kepribadian, memaafkan adalah kecendrungan seseorang untuk memberikan maaf kepada orang lain dalam interaksi interpersonal. Orang yang memiliki kepribadian pemaaf, cenderung memilih untuk berdamai dan memaafkan orang lain ketika terjadi konflik.
- Unit sosial, memaafkan adalah sesuatu yang berhubungan dengan keintiman, kepercayaan serta komitmen. Kita cenderung lebih mudah memaafkan orang terdekat seperti keluarga, pasangan dan sahabat.
Memaafkan adalah tindakan yang sederhana namun sulit untuk dilakukan. Bahkan, beberapa orang mungkin tidak mampu untuk memaafkan orang yang telah menyakiti atau menghianatinya.
Banyak sekali manfaat memaafkan yang akan kita perolah tetapi mengapa bagi sebagian orang hal ini sulit untuk dilakukan?
Baca juga : Bangun Kedisiplinan ala Miyamoto Musashi
- Perasaan yang mendalam, ketika disakiti atau dikhianati oleh orang yang kita sayangi, kita merasakan sakit yang mendalam, terluka dan tidak terima. Perasaan ini mungkin menghantui selama bertahun-tahun. hal ini menjadi sulit untuk dilakukan ketika emosi yang terlibat terlalu kuat.
- Rasa marah dan dendam, setelah dikhianati dan disakiti kita ingin orang yang menyakiti dan mengkhianati kita merasakan hal yang sama dengan apa yang kita alami dan rasakan. Perasaan marah dan munculnya kebencian menghambat kemampuan kita untuk berdamai dan menerima hal tersebut, karena sulit untuk melepaskan rasa sakit serta ingin melihat mereka menerima balasan.
- Ketakutan jika hal yang sama terulang, ketika disakiti atau dikhianati maka kepercayaan yang dimilikipun menghilang.Ini membuat kita merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau merasa bahwa jika kita memaafkan seseorang maka hal yang sama akan terulang.
- Perbedaan pandangan, kadang kala mereka yang menyakiti kita tidak mengetahui bahwa kita tersakiti. Kita merasa bahwa mereka tidak layak untuk dimaafkan dan pantas menerima konsekuensi yang lebih besar.
Memaafkan tidak hanya menunjukkan sifat mulia, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Dalam psikologi, memaafkan adalah salah satu topik yang menarik untuk didalami, karena melibatkan aspek-aspek kompleks dari kehidupan manusia. Manfaat Memaafkan dari persfektif psikologi mencakup.
Baca juga: Definisi Bahagia
Memaafkan dan Bagaimana Otak Merespon?
Otak memiliki peran penting dalam mengatur emosi dan perilaku. Ketika kita memaafkan, otak merespon dengan cara yang cukup menarik. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli neurologi dari Universitas Califonia. Ditemukan bahwa, otak mengalami perubahan aktivitas pada area korteks prefrontal dorsolateral area ini berkaitan dengan pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Kegiatan korteks prefrontal dorsolateral meningkat ketika kita hal ini terjadi. Ini mengindikasikan bahwa memaafkan melibatkan pengambilan keputusan sadar dan pengendalian diri.
Manfaat Memaafkan pada Kesehatan Mental
Sebuah penelitian yang dilterbitkan oleh jurnal Psychological Science menemukan bahwa, salah satu manfaat memaafkan yaitu membantu seseorang untuk mengurangi tingkat depresi dan kecemasan. Orang yang lebih mudah memaafkan cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah. Hal ini juga meningkatkan kualitas hubungan interpersonal yang dimiliki.
Manfaat Memaafkan dalam Mengatasi Trauma
Manfaat memaafkan dalam membantu mengatasi trauma yaitu, ketika seseorang mengalami trauma sering kali merasakan amarah dan kesedihan yang mendalam. Memaafkan membantu melepaskan perasaan negatif dan membuka jalan menuju kesembuhan. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Positive Psychology menemukan bahwa memaafkan dapat membantu mengurangi gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Orang yang mudah memaafkan orang lain cenderung memiliki tingkat PTSD yang lebih rendah. Selain itu, hal ini dapat membantu seseorang untuk melepaskan ketegangan dan rasa sakit terkait trauma. Dengan memafkaan, seseorang dapat memperbaiki hubungan dengan orang yang terlibat dan melihat sesuatu menjadi lebih positif.
Dalam hidup kita mengalami berbagai hal dan bertemu dengan banyak orang, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Perpisahan tersebut ada yang mengharukan, menyakitkan dan memberikan kita pembelajaran.
Pertemuan dan perpisahan membentuk sesuatu yang disebut kenangan, kenangan tersebut ada yang menyenangkan dan menyakitkan. Simpan yang menyenangkan dan belajar untuk berdamai dengan sesuatu yang menyakitkan.
Manfaat memaafkan yang banyak orang tidak sadari yaitu, dengan memaafkan berarti kita berusaha untuk berdamai terhadap sesuatu yang menyakitkan hal ini akan membawa kita ke jalan menuju kedamaian.
Ada beberapa cara untuk memaafkan dan memulai hidup lebih damai. Pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Hal ini membantu kita untuk memahami apa yang mengganjal serta apa yang perlu dimaafkan.
Baca juga : Manfaat Memelihara Rasa Syukur
Selanjutnya, kita perlu berbicara secara langsung dengan orang yang telah kita sakiti atau orang yang menyakiti kita. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang sulit, tetapi merupakan langkah yang krusial dalam proses memaafkan. Saat berkomunikasi dengan mereka, penting untuk menjelaskan perasaan kita dengan jelas dan tanpa menyalahkan pihak lain.
Penting untuk kita melatih empati. Mencoba untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain akan membantu kita lebih memahami tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan alasan dibaliknya. Hal ini tentu, akan membantu kita untuk memahami mereka dengan lebih baik dan memudahkan kita untuk memaafkannya.
Terakhir, kita harus ingat bahwa memaafkan bukan berarti kita melupakan apa yang terjadi atau membenarkan perilaku orang lain. Kitalah yang memilih untuk memafkaan dan melepaskan beban serta berjalan menuju kedamaian.
“Saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya, bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati” – Tere Liye
Ingin tahu Informasi apakah dia memafkaanmu melalui media Tarot ?
Chat Saya via Whatsapp:
Follow our social media :
Editor: Sahara