Mencapai Kebebasan Finansial: Tips Mengatur Keuangan


Home » Blog » Mencapai Kebebasan Finansial: Tips Mengatur Keuangan

Bagaimana kita harus menyimpan kekayaan yang dimiliki, menghabiskan uang dan berpikir secara rasional mengenai keuangan? Salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial adalah kemampuan memanage uang dengan bijak. Uang dan kekayaan merupakan salah satu permasalahan yang seringkali dialami banyak orang. Mulai dari mengatur, mengelola, dan mengontrol pemasukan dan pengeluaran.

Pada umumnya hubungan seseorang dengan uang dan kekayaan cenderung berupa kekhawatiran dan ketakutan. Kekhawatiran jika kekayaan yang kita miliki akan hilang, takut mengalami krisis keuangan dan kebangkrutan. Maka yang menjadi pertanyaan adalah mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mengapa seseorang dapat terlibat dalam suatu hal yang mereka takuti? Apakah Anda salah satunya?

Baca juga: Belajar Literasi Keuangan

Pada dasarnya kita cenderung bersikap kurang rasional dan seringkali membuat keputusan yang ketika dikaji lebih dalam, kita akan melakukan hal yang berbeda. Dan hal ini sering terjadi dalam kehidupan, yang akan mengarah pada penyesalan. Selain itu, kita juga cenderung memandang dan melihat sesuatu secara dangkal, serta memutuskan sesuatu tanpa pikir panjang. Ketika memandang masalah, kita seringkali terfokus kepada masalah tersebut dan bertindak seakan-akan itulah satu satunya masalah yang kita miliki.

Akan lebih baik jika kita mampu melihat suatu permasalahan sebagai sesuatu yang akan terus datang dalam hidup, lalu melihat kebijakan dan keputusan terbaik yang dapat diambil dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut sepanjang hidup kita. Hal ini mungkin sulit untuk dilakukan, tetapi lebih baik dilakukan untuk keuntungan jangka panjang. Jika kita mampu melihat sesuatu dengan pemikiran yang lebih luas, maka kita akan lebih mungkin untuk membuat keputusan yang bijak.

Empat Lapisan Dari Kebebasan Finansial

Kebebasan finansial adalah membebaskan pikiran dari segala sesuatu yang berkaitan dengan uang dan kekayaan. Yaitu dengan memahami bahwa, kita sebagai seorang individu dan aktivitas ekonomi diluar sana, kita memiliki hubungan dan keterkaitan dengan hal tersebut, tetapi hal itu tidak mengatur dan mengendalikan hidup. Membebaskan pikiran kita dari kebiasaan konsumtif dan ketergantungan ekonomi merupakan salah satu kunci dari kebebasan finansial.

Misalnya, membeli suatu barang berdasarkan segi nilai dan fungsi ekonomis daripada nilai prestise. Membuat skala prioritas dengan membeli barang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan sesaat. Selain itu, ada beberapa untuk mencapai kebebasan finansial:

1. Membebaskan Pikiran

Terapkan pemikiran bahwa diri sendiri merupakan prioritas dan ekonomi itu pelengkap kehidupan. Kita akan terlibat dalam aktivitas ekonomi dengan tujuan tujuan tertentu, daripada membiarkan hal tersebut menguasai dan mengontrol hidup kita.

2. Membebaskan Diri Dari Hutang

Pada beberapa orang, hutang akan terlihat seperti sesuatu tanpa ujung. Langkah pertama untuk keluar dari siklus hutang, adalah dengan mencegah diri kita terlibat dalam aktivitas tersebut. Langkah kedua adalah berusaha untuk menguasai dan mengontrol diri, dengan membedakan antara sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.

3. Memiliki tabungan yang dapat mencukupi kehidupan selama enam bulan

Siapkan tabungan yang berfungsi sebagai dana mendadak. Dana ini haruslah bersifat aset cair, artinya dapat kita ambil dan gunakan dalam waktu 24-48 jam. Karena kita tidak benar-benar mengetahui masa depan seperti apa yang menanti di depan, maka sebaiknya kita berhati-hati dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk. 

Misalnya, karena situasi ekonomi yang tidak menentu, mendadak kita mendapat PHK dari perusahaan tempat bekerja, ada keluarga yang sedang sakit atau mengalami musibah. Memiliki tabungan yang dapat digunakan pada momen tertentu, tentu menjadi hal yang sangat krusial dan membantu kita untuk tidak terjebak di dalam hutang, karena kebutuhan mendadak.

4. Menginvestasikan Tabungan yang kita miliki

Kita dapat menginvestasikan tabungan yang dimiliki dalam berbagai hal, misalnya memasukkannya kedalam reksadana, saham, aset. Hal ini akan menghasilkan pendapatan pasif yang tentunya akan sangat menguntungkan. Selain itu, kita juga dapat menelusuri kemana perginya pendapatan dan kekayaan yang dimiliki, hal ini membantu kita untuk lebih sadar dan lebih mengamati aspek finansial. Sehingga lebih berhati-hati dalam menggunakan uang, dan lebih bijak dalam menghabiskan hal tersebut.

Mengatur dan Mengelola Kekayaan Dengan Bijak

  • Membongkar dan Mengatur Pengeluaran

Kejujuran merupakan kunci utama dari mengelola keuangan. Cobalah untuk melacak semua pengeluaran selama 1-2 bulan menggunakan aplikasi atau spreadsheet. Ini akan mengungkapkan persis berapa banyak yang kita habiskan untuk kebutuhan seperti rumah, transportasi, utilitas, makanan, dan barang-barang perawatan diri versus pengeluaran yang tidak terduga seperti makan di luar, hiburan, belanja, hadiah, dan hobi. Kita mungkin akan terkejut dengan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk hal-hal penting versus hal-hal yang tidak penting.

  • Membuat Anggaran Pribadi: Peta Keuangan

Dengan gambaran yang jelas mengenai kebiasaan pengeluaran, maka kita dapat membuat anggaran bulanan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pakar keuangan Dave Ramsey mengatakan, “Anggaran adalah cara untuk mengarahkan uang yang dimiliki, ke mana harus dikeluarkan dan untuk apa, daripada bertanya-tanya ke mana perginya uang yang dimiliki.” Pastikan untuk memperhitungkan biaya tak terduga seperti perbaikan mobil atau biaya medis. Ingat, membuat anggaran harus menjadi upaya tim, jika kita berada dalam suatu hubungan, sehingga semua orang harus sejalan dengan tujuan keuangan yang kita inginkan.

Salah satu cara untuk mengelola keuangan yaitu dengan menetapkan langkah 50/30/20 sebagai titik awal yang baik untuk budgeting – 50% untuk hal-hal penting, 30% untuk hal-hal yang kurang penting, dan 20% untuk tabungan. Tetapi ingat, tujuan dari ini adalah untuk membuat anggaran yang terasa nyaman dan berkelanjutan.

  • Mengelola Emosional

Mengendalikan emosi seringkali menjadi tantangan dan rintangan bagi banyak, dalam perjalanan menuju kebebasan finansial. Ketika kita berada pada taraf emosi tertentu seperti stress, sedih, bahagia kita cenderung bertindak dengan impulsive, dan berbelanja hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Untuk mengalihkan fokus dari reaksi emosional menuju kebaikan finansial jangka panjang, ingatlah kata-kata bijak Warren Buffett, “Jangan menabung apa yang tersisa setelah berbelanja; sebaliknya, belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.” Tidak ada solusi cepat untuk mengatur dan mengendalikan emosi. Kuncinya adalah bersabar dengan diri sendiri dan terus berusaha mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Memahami Kebutuhan Finansial dan Menjaga agar emosi tetap dalam kendali

Kita harus menjadi lebih sensitif terhadap angka, dan belajar memahami penambahan nilai suatu modal. Kebanyakan orang cenderung memiliki gambaran yang kabur mengenai penambahan nilai dari suatu modal, dan hal ini seringkali merugikan banyak orang. Selain itu, kita juga harus belajar untuk melihat sesuatu dengan gambaran yang lebih luas, dan penting bagi kita untuk tidak bereaksi secara emosional dan berlebihan dalam berbagai peristiwa yang terjadi.

Kebanyakan orang cenderung merespon terhadap sesuatu yang berkaitan dengan untung dan rugi dari perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Akan lebih baik jika kita mampu melihat peristiwa yang terjadi dengan gambaran yang lebih luas, dan jika kita melihatnya dari sudut pandang menang dan kalah. Maka kita akan memiliki reaksi yang terbatas atas hal tersebut. Belajarlah untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang neutral, hal ini akan membantu kita melihat sesuatu dengan lebih objektif, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih bijak.

Uang dapat membeli kebahagian jika digunakan dengan bijak

Kita cenderung memandang uang sebagai sesuatu yang tidak hanya membuat bahagia, tetapi juga membuat kita merasa lebih baik dari orang lain, merasa lebih aman, dan berbagai level emosi yang dirasakan yang berkaitan dengan uang. Hal yang umumnya terjadi yaitu, ketika kita menginginkan uang lebih, kita juga menginginkan kebahagian yang lebih, maka ketika memiliki uang lebih banyak, kita sering kali beranggapan akan menjadi lebih bahagia.

Tetapi pada kenyataannya, hubungan antara uang dengan kebahagian lebih kompleks daripada itu. Selain itu, kita juga harus memahami bahwa waktu yang dimiliki terbatas, kita cenderung menghabiskan 1/3 dari keseluruhan hidup untuk tidur dan beristirahat, sisanya mungkin dihabiskan untuk perjalanan, interaksi dan lain-lain. Tak banyak waktu yang dihabiskan untuk diri sendiri, sehingga penting bagi kita untuk sesekali mengajukan pertanyaan eksistensial. Seperti siapa Anda? Apa yang Anda perdulikan? Apa yang Anda inginkan dalam hidup? Apa yang ingin Anda pelajari? Apa yang ingin Anda pahami? Apa yang ingin Anda rasakan, sentuh, dan dalami?

Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pola konsumtif masyarakat menemukan bahwa kebanyakan orang menghabiskan uangnya untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan. Dan masalah yang diamati oleh pakar psikologis, persentase dari uang yang kita habiskan untuk diri sendiri tidak ada hubungan dengan kebahagiaan yang kita rasakan. Tetapi hal ini juga tidak lantas membuat kita menjadi tidak bahagia. Sederhananya uang yang kita habiskan untuk membeli sesuatu cenderung tidak membawa perubahan apapun dalam hidup.

Ketika kita mulai berfokus pada orang lain misalnya melakukan donasi, mentraktir teman, membeli hadiah untuk orang lain. Tindakan memberi kepada orang lain, daripada memilih untuk menyimpan cenderung berkaitan dengan kebahagian. Kita juga masih bisa menghabiskan uang untuk diri sendiri, tetapi daripada berfokus untuk membeli barang, lebih baik jika kita menghabiskan uang untuk membeli pengalaman seperti liburan, wisata dan lain lain. Beberapa penelitian yang dilakukan, menemukan bahwa ketika seseorang memilih untuk menghabiskan uangnya membeli pengalaman, mereka cenderung merasa lebih baik dan bahagia.

Salah satu cara untuk mengetahui karakter seperti apa yang Anda miliki, apakah Anda termasuk orang yang boros atau hemat. Apakah Anda lebih cocok menjadi pekerja atau pengusaha, dan jenis bisnis seperti apa yang cocok untuk Anda, yaitu melalui konsultasi Bazi. Tidak hanya itu, melalui konsultasi Bazi, Anda dapat mengenali potensi masa depan yang akan terjadi dalam hidup Anda. Kami menyediakan konsultasi Bazi dengan praktisi yang professional dan berpengalaman dibidangnya, yang dapat membantu Anda mengenali karakter diri dan potensi masa depan. Tunggu apa lagi, segera kunjungi website kami.

Tertarik Untuk Melakukan Konsultasi Bazi? Chat Saya via Whatsapp

Follow our social media :

Author: Sahara