Belajar Memaknai Kehidupan Melalui Filosofi Wu-Wei


Home » Blog » Belajar Memaknai Kehidupan Melalui Filosofi Wu-Wei

Banyak hal akan terjadi dalam hidup, kita mungkin akan menemukan beragam peristiwa yang memberikan kenangan. Selain itu, kita juga akan melalui berbagai situasi dan kondisi yang memberikan pembelajaran entah itu sesuatu yang membahagiakan maupun mengharukan. Salah satu cara untuk memaknai kehidupan yaitu dengan mempelajari salah satu filosofi kuno yang didebut dengan Wu-Wei.

Baca juga: Mewujudkan Mimpi Menjadi Kenyataan

Pada suatu hari, ada seorang petani pemula yang merasa tergerak oleh sebuah video motivasi, dia menjadi familiar dengan gagasan mengenai pentingnya usaha, kehidupan yang harus sat set (hustle cultre), berusaha keras dan berjuang dengan keras (wokr hard – play hard). Setelah menonton video tersebut selama beberapa waktu, dia memutuskan untuk pergi ke ladangnya dengan bersemangat dan bertekad untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Sehingga dia memutuskan untuk menarik tumbuhan yang ia tanam supaya tumbuh lebih cepat, tetapi hal ini tidak membawa perubahan apapun. Karena itu, dia memutuskan untuk menyiram tanamannya berkali-kali dengan harapan tanaman tersebut akan tumbuh lebih cepat, tetapi ia malah menengelamkan tanaman tersebut. Setelah berupaya untuk mendorong kesuksesannya, sang petani akhirnya menyadari bahwa tak perduli sebanyak apapun usaha yang ia kerahkan, bertindak melawan alam hanya akan merugikan dirinya.

Apa Itu Filosofi Wu-Wei

Di balik perkembangan teknologi dan pengetahuan yang akan terus berkembang. Pada dasarnya kita masih tetap akan bergantung kepada alam. Usaha yang dilakukan manusia tetaplah memiliki batasan dan akan selalu berkaitan dengan alam.Misalnya, kita tidak dapat menumbuhkan tanaman jika kita mengisolasinya dari pertumbuhan alami. Meskipun kita dapat memengaruhi dan memanipulasi hal tersebut.

Penulis ternama Tao Te Ching, yaitu Lao Tzu mengatakan bahwa “dunia selalu mengatur dan memerintah dirinya sendiri, hal itu tidak membutuhkan campur tangan kita” Lao Tzu juga mengatakan “Ketika kita-tiba pada non-aksi, tidak ada satupun yang tidak terselesaikan” Gagasan ini, hampir mirip dengan pemahaman dasar mengenai sebuah konsep paradoks yang dikenal dengan “Wu-Wei”

Tetapi jika kita melihat dari definisi wu-wei sendiri, kita akan menemukan bahwa tidak ada satupun definisi yang konkret mengenai hal tersebut. Beberapa orang menerjemahkan Wu-Wie sebagai non-aksi, tidak melakukan apapun. Sementara yang lain mendefinisikannya sebagai tanpa tindakan dan campur tangan, usaha tanpa berusaha, atau tindakan tanpa usaha.

Selain itu, Kita mungkin akan menemukan bahwa Taoisme memiliki beberapa lapisan, jika kita berkeinginan mendalami hal tersebut. Mengenai bagaimana Wu-Wei dapat meningkatkan hubungan kita dengan semesta. Dan bagaimana filosofi kuno Wu-Wei “membiarkan segala hal terjadi” tidak lantas membuat kita menjadi seseorang yang pasif dan apatis, hal ini sebenarnya akan meningkatkan kesadaran mengenai bagaimana kita harus mengambil tindakan, yang akan mengarah pada hasil yang lebih baik.

Makna Dari Ajaran Filosofis Wu-Wei

Berbicara mengenai Wu-Wei, intrepertasi yang paling umum adalah menyelaraskan tindakan kita dengan alam, dan tidak memaksakan apapun, serta bertindak hanya jika diperlukan. Lao Tzu mengatakan bahwa memaksakan sesuatu hanya akan mengarah pada masalah yang tersembunyi. Ia tidak menggunakan istilah paksaan, tetapi lebih kepada memaksa aliran alam, menurutnya alam memiliki jalannya sendiri.

Alam selalu bekerja di balik-balik layar, yang terletak pada akar dari keberadaan manusia dan terus menerus menghasilkan dan menciptakan kembali apa yang disebut Taois sebagai 10.000 hal: segala sesuatu yang berada di bawah langit dan diluarnya.

Namun, terlepas dari gerakan dan daya dorong serta energi semesta yang sangat besar. Masyarakat saat ini, terlalu mementingkan usaha dan kerja keras diatas segalanya. Kita merayakan usaha, terlepas dari efektivitasnya, dan selalu berusaha untuk sibuk agar terlihat sibuk. Analogi ini mirip dengan, kita mendorong batu menanjak hanya untuk terlihat mendorong.

Berusaha merupakan satu hal tetapi berusaha dan bertindak dengan cerdas merupakan hal yang dibutuhkan. Tak bisa pungkiri, terkadang berusaha dengan keras merupakan hal yang penting, dan tentunya usaha juga dibutuhkan, tetapi pada beberapa peristiwa itu tidak diperlukan. Karena terkadang, hal tersebut bergantung pada alur permainan, pada kartu yang kita miliki dan apakah saat ini giliran kita atau tidak. Bertindak tidak sesuai giliran berarti bergerak melawan arus permainan.

Belajar Menerapkan Filosofi Wu-Wei Dalam Kehidupan

Kita seringkali “memaksakan sesuatu”  hal ini hanya akan mengarah pada kerusakan jangka panjang, dan mendorong keberuntungan yang kita miliki diluar kehendak semesta hanya akan menjadi kendala dan bumerang. Di sisi lain, situasi atau kondisi yang terjadi seringkali menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan dan desakan kita. Dengan membiarkan sesuatu terjadi, hal tersebut akan terselesaikan dengan sendirinya.

Jika kita bertindak sesuai dengan kehendak semesta, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar. Misalnya tugas petani tersebut adalah menanam benih, tugas benih yaitu tumbuh menjadi tanaman, dan tugas petani selanjutnya adalah memanen hasil dari tanaman tersebut ketika sudah waktunya. Seperti itulah cara semesta bekerja dengan optimal.

Lao Tzu percaya bahwa dunia tidak dapat diperintah, karena dunialah yang memerintah dirinya. Hal tersebut diluar dari kuasa kita, dan jika kita berusaha untuk menguasai nya, maka hanya akan menjadi perang yang selalu berakhir dengan kekalahan.

Mengabiskan sepanjang hidup kita, bergerak melawan kehendak alam merupakan upaya yang sia-sia, buang-buang waktu, tidak perduli seberapa banyak orang yang menyemangati kita seperti layaknya seorang pahlawan. Daripada menghabiskan hidup kita dengan upaya untuk menguasai, mengatur dan mengubah kehendak alam, akan lebih baik jika kita menerima hal tersebut dan membiarkannya berlalu layaknya air yang mengalir pada permukaan batu, bergerak menuju samudra.

Beberapa hal dilahirkan untuk memimpin dan yang lain di lahirkan untuk mengikuti; beberapa hal harus selalu kaku dan yang lain dapat menjadi fleksibel; beberapa hal secara alami kuat dan besar dan yang lain akan selalu kecil; beberapa hal harus selalu dilindungi dan dipelihara dan yang lain akan menemui kehancurannya. Sang master mampu menerima segala sesuatu sebagaimana adanya, dan karena belas kasih jauhilah pemborosan, berlebihan, dan sesuatu yang ekstrim. Lao Tzu, Tao Te Ching, 29

Bertindak untuk tindakan itu sendiri

Ketika kita mendalami makna dari Wu-Wei hal tersebut akan menjadi lebih menarik. Kita dapat mengasumsikan bahwa definisi yang paling akurat mengenai Wu-Wei adalah tindakan tanpa usaha, berbeda dari terjemahan konvensional seperti “tanpa-aksi” dan “tidak melakukan apa-apa”. Hal tersebut lebih kepada bertindak dengan aktif, bergerak sesuai jalan, meskipun secara umum disebutkan dengan ” membiarkan segalanya terjadi”.

Dengan tindakan tanpa usaha, kita dapat mengatakan bahwa kita tidak melakukan sesuatu secara berlebihan, melainkan bergerak mengikuti. Kita bergerak mengikuti aliran sungai tanpa mempertimbangkan kemana aliran tersebut akan membawa kita, berlayar pada daerah yang belum dipetakan, dan jangan biarkan ketidaktahuan akan sesuatu menganggu perjalanan. Kita berenang mengikuti arus, tidak melawannya, membuat jalan yang dilalui semakin lancar, tanpa terbata-bata. Berenang melawan arus membutuhkan usaha yang lebih, sama seperti bergantung pada sebuah batu.

Ketika kita memaksaan sesuatu, masalah akan muncul. Misalnya ketika kita ingin pergi berkencan, orang yang akan kita temui hanya tertarik pada satu hal yaitu mengetahui diri kita seperti apa, orang seperti apa yang mereka temui pada saat itu. Tetapi banyak orang yang melakukan persiapan berlebihan, menganalisa secara berlebihan dan melatih kata-kata yang ingin diucapkan. Makanya kita merasa gugup, tertekan dan khawatir.

Mengapa hal tersebut terjadi? Biasanya terjadi karena kita terlalu fokus pada hasil, Zhuangzi pernah berkata mengenai bagaimana harapan yang berbeda dapat memengaruhi emosi dan tindakan jika kita menggantungkan diri kepadanya.

Menerapkan Filosofi Wu-Wei Dalam Kehidupan

Berbicara mengenai kencan tadi, kebanyakan orang mengingankan kencan yang mereka jalani berjalan dengan sukses, dan ingin orang tersebut menyukainya. Sehingga muncul tekanan, ada harga yang harus di menangkan, dan jika tidak mendapatkan hal tersebut, kita akan merasa sedih, dan galau. Sehingga kencan yang mungkin akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, malam yang indah, menjadi sesuatu yang membuat tertekan, terkesan di paksaan dan penuh kekhawatiran. Dengan pikiran yang berkecamuk dan persiapan yang berlebihan.

Kita menghalangi jalan sendiri, menghalangi kehendak semesta, yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol tidak perduli sedalam apa kita memikirkannya atau persiapan seperti apa yang kita lakukan. Tetapi bayangkan jika kita datang dalam suatu kencan, tanpa persiapan yang berlebihan, tanpa mengharapkan apapun. Sekarang kita bertindak secara natural, spontan, dan tidak memberikan ruang untuk overthingking.

Karena tidak ada waktu untuk merencanakan, menganalisis dan segala sesuatu yang terjadi pada saat itu, akan terlihat lebih tulus dan tidak kaku. Sehingga, jika kita mampu membiarkan hasil sebagaimana adanya, maka kita akan mampu bertindak tanpa usaha dan lebih responsif terhadap tindakan yang dilakukan.

Memandang Ego Melalui Kacamata Wu-Wei

Jika kita memilih untuk mendalami diri lebih dalam, maka kita akan sampai pada ego dan kekosongan. Karena pengalaman di masa lalu, situasi sosial, atau ideologi kita membentuk diri menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan, kebudayaan yang sesuai dengan konteks tersebut.Konteks ini dapat berupa komunitas religius, negara, profesi.

Umumnya kita melihat ini sebagai sesuatu yang baik, tetapi ada sisi negatifnya. Dan sisi negatif ini, bekaitan dengan ego. Ini cenderung dikaitkan dengan bagaimana kita melihat dunia, dan memandang kenyataan. Ketika kita terlibat dalam percakapan dengan pasangan, ego biasanya mengisi gap yang tidak diketahui dengan prasangka, fantasi, dan keyakinan. Semakin besar ego tersebut, maka akan semakin besar kemungkinan bagi ego untuk terlibat dalam situasi tersebut. Hal ini secara tidak langsung akan membuat kita terputus dari apa yang sebenarnya terjadi.

Sehingga, orang-orang dengan keyakinan yang kuat seringkali kesulitan untuk melihat dunia dari sisi yang berbeda, atau berpikir diluar penjara itelektual mereka. Karena itu, Lao Tzu menyarankan kita untuk kembali pada proses awal, dia menyebutnya dengan ” blok yang tidak terukir” kita dapat membayangkan blok yang belum terukir sebagai seseorang yang belum dibebankan oleh berbagai pengetahuan, sehingga pandangannya terhadap dunia masih sangat jelas.

Konsep dari wu-wei sendiri pada dasarnya mengajarkan kita untuk bergerak searah dengan kehendak semesta, membiarkan semesta melakukan pekerjaannya, merupakan tindakan yang lebih berani dan dibutuhkan banyak keberanian. Kita harus menjadi cukup berani untuk melepaskan apa yang telah dipelajari, membuat kerangka normatif, dan membuang asumsi yang kita miliki.

Tinggalkan pengetahuan dan masalahmu akan selesai. Apa perbedaan antara iya dan tidak? apa perbedaan antara baik dan jahat? haruskah kita menakuti apa yang orang lain takuti? tidak masuk akal, lihat berapa jauhnya kita kehilangan tanda. Lao Tzu, Tao Te Ching, 20

Tertarik Untuk Melakukan Konsultasi Bazi? Chat Saya via Whatsapp

Follow our social media :

Author: Sahara