Pergi dengan senyap, di tinggal pas lagi sayang-sayangnya, hilang tanpa kabar, merupakan suatu fenomena yang dikenal dengan istilah ghosting. Menjalin hubungan di era modern dimana akses terhadap informasi tidak terbatas oleh jarak dan waktu, membuat kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang dari seluruh dunia.
Baca juga: Tips Biar Bisa Move on
Menjalin hubungan secara online atau virtual juga bukan merupakan sesuatu yang baru lagi dikalangan masyarakat. Fenomena ini banyak di gandrungi oleh kaum muda, hubungan yang dijalani tidak terbilang mudah. Karena ada beberapa hal yang kerap di eluhkan oleh mereka, yang pernah menjalani hubungan tersebut. Mereka berpendapat bahwa “Jangan terlalu berharap lebih dengan hubungan virtual, karena hubungan ini sangat rentan dengan ghosting” Memang benar? Apakah istilah ghosting hanya terjadi pada hubungan virtual saja?
Apa Itu Ghosting?
Ghosting mengacu pada perilaku di mana seseorang secara tiba-tiba dan tanpa penjelasan menghentikan semua bentuk komunikasi dengan orang yang mereka kenal. Ghosting dapat terjadi dalam konteks hubungan romantis ataupun persahabatan. Dalam kasus hubungan romantis, ghosting biasanya terjadi ketika salah satu pihak secara tiba-tiba menghentikan semua kontak dengan pasangan mereka, tanpa memberikan penjelasan atau alasan mengapa mereka melakukan itu.
Jenis-jenis Ghosting
- Ghosting klasik
Ghosting jenis ini, terjadi ketika seseorang secara mendadak berhenti membalas pesan, panggilan, email dari semua sosial media. Mereka hanya menghilang tanpa ada penjelasan, sederhananya “menghilang tanpa jejak”. Hal ini membuat pihak lain bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi, “loh kok gini?” “dia kemana ya?”. Tipe ini umumnya muncul pada hubungan romantis, tetapi tidak menutup kemungkinan juga, terjadi dalam hubungan pertemanan atau persabatan
- Hilang dan Muncul
Ghosting jenis ini umumnya terjadi secara bertahap, dimana seseorang dengan sengaja mengurangi komunikasi dengan pihak lain, hingga pada akhirnya menghilang tanpa jejak. Hal ini biasanya diiringi dengan berbagai alasan seperti terlalu sibuk, sakit, butuh waktu sendirian, lagi terlibat dalam masalah serius dan berbagai alasan lainnya.
- Shadow Ghosting
Ghosting jenis ini terjadi ketika, seseorang yang memutuskan mengakhiri hubungan masih mengawasi (stalking) pihak lain melalui media sosial, bahkan masih mengirimkan pesan. Hanya saja, mereka tidak ingin terlibat atau melanjutkan hubungan tersebut.
Alasan Di Balik Perilaku Ghosting
Pada dasarnya, ada banyak alasan kenapa orang melakukan ghosting, alasan ini dapat berupa banyak hal: emosi yang campur aduk, situasi yang membingungkan, dan ketakutan terhadap peristiwa di masa lalu (trust issues). Alasan yang cukup umum terjadi adalah ketakutan terhadap konflik, kurangnya ketertarikan, dan keinginan untuk melindungi perasaan pihak lain (takut untuk menyakiti).
Takut terhadap konfrontasi atau konflik merupakan hal yang sering menjadi alasan di balik perilaku ghosting. Bagi sebagian orang, mereka merasa kesulitan untuk terlibat dalam komunikasi yang serius, mereka berpikir bahwa menghilang itu lebih mudah daripada menyelesaikan masalah.
Sulit untuk mengakhiri hubungan, ketika hubungan tersebut terlibat dalam permasalahan. Sehingga ghosting menjadi cara untuk menghindari proses yang menyakitkan. Alasan lain, kenapa seseorang melakukan ghosting adalah hilangnya ketertarikan terhadap pihak lain. Bisa saja mereka telah bertemu dengan orang lain, atau memang benar-benar kehilangan perasaannya (mati rasa). Pada kasus ini, bagi mereka menghilang merupakan pilihan yang lebih mudah, daripada harus terlibat dalam percakapan yang sulit terkait perpisahan (putus).
Dampak yang dialami korban ghosting
Menjadi korban ghosting, memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi dan kesehatan mental. Ini dapat mengarah pada kebingungan, penolakan dan keraguan terhadap diri sendiri. Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, dapat meninggalkan berbagai pertanyaan dalam benak korban. Apa salah aku? Kenapa ini terjadi? Sangat sulit bagi korban untuk menemukan penjelasan yang masuk akal.
Perasaan ditinggalkan ketika mengalami ghosting dapat menjadi sesuatu yang sulit untuk ditangani. Mungkin butuh waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk membangun kepercayaan dalam hubungan selanjutnya. Rasa kekecewaan, sakit hati, dan kesedihan yang dirasakan oleh korban dapat menjadi luka yang lebih menyakitkan daripada putus, karena tidak ada alasan di balik semuanya, semua jawaban yang mereka dapatkan hanya berupa dugaan saja.
Cara Mengatasi Perilaku Ghosting
- Berikan Waktu Untuk Diri Sendiri
Mengalami ghosting dapat menjadi peristiwa yang traumatis, dan sangat penting bagi kita untuk memberikan waktu kepada diri sendiri merasakan kesedihan, kehilangan dan rasa sakit karena hubungan yang dijalani telah berakhir. Biarkan kita memproses semua emosi yang berkecamuk dalam diri. Sesungguhnya, jika kita mencari closure (penutupan), maka jangan menunggu atau membiarkan orang lain yang menentukan hal itu, jika mereka memilih untuk meninggalkan kita, maka semuanya memang sudah berakhir. Berdamailah dengan masalah dan izinkan diri untuk menyembuhkan luka yang dirasakan.
- Cari bantuan atau dukungan dari orang terdekat (teman atau keluarga)
Berbicara dengan teman dan keluarga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memperoleh dukungan disaat yang sulit. Mereka dapat memberikan semangat dan membantu kita dalam memproses emosi yang dirasakan. Mereka mengingatkan kita bahwa ada orang lain yang berhak mendapatkan kepercayaan dan cinta dari kita. Kelak kita akan menemukan orang yang tepat, dan semuanya butuh waktu. Hal ini akan membantu kita, perlahan melupakan masalah yang dilami. Selain itu, kami sebagai konselor psikis selalu bersedia untuk mendengarkan dan memberikan pandangan atau saran yang dapat membantu.
- Fokus Terhadap Perbaikan Diri
Menjaga diri sendiri merupakan hal yang penting setelah di ghosting. Cobalah melakukan aktivitas yang kita sukai, seperti berolahraga, membaca, atau menghabiskan waktu bersama teman. Mempraktekkan self-care dapat membantu kita dalam move on dan merasa lebih baik mengenai diri sendiri. Pada saat itu, kita mungkin akan merasa lebih nyaman dan tenang. Rasa cinta dan keperdulian yang dulu pernah kita berikan kepada orang lain, saatnya memberikan hal tersebut kepada diri sendiri. Jangan menunggu orang lain untuk menjadi bahagia, tetapi berbahagialah dengan cara sendiri.
Mencegah Perilaku Ghosting
- Jujur dan berani bicara langsung
Jujur terhadap apa yang kita rasakan dan berani terbuka dengan orang lain, dapat membantu kita menghindari kesalahpahaman. Hal ini akan membuat kita dan pasangan dapat mengakhiri hubungan dengan lebih mudah jika diperlukan. Penting untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan dengan jelas.
- Buat batasan yang jelas
Membuat batasan yang jelas dapat membantu kita menghindari kebingungan dan kesalapahaman. Sampaikan apa yang diinginkan dan tidak sukai dalam hubungan secara jelas, sehingga pihak lain dapat mengetahui keinginan kita. Jangan terlalu bergantung pada kode dan menunggu dia untuk peka.
- Mencoba Untuk Menghargai dan Menghormati orang lain
Memperlakukan pihak lain dengan rasa hormat dapat membantu Anda menghindari kesalahpahaman dan membuat orang lain merasa dihargai.
Tertarik Untuk Melakukan Konsultasi Tarot? Chat Saya via Whatsapp
Follow our social media :
Author: Sahara